I Made Mangku Pastika

Komjen Pol (Purn) I Made Mangku Pastika (lahir di Kabupaten Buleleng, Bali, 22 Juni 1951; umur 64 tahun) adalah Gubernur Bali saat ini. Ia juga merupakan seorang tokoh kepolisian dan politikus Indonesia. Putra kedua dari enam bersaudara (lima laki-laki dan satu perempuan). Bapaknya seorang pendidik, guru tari, dan juga guru silat.
Ia menguasai enam bahasa asing dan merupakan lulusan Akabri Kepolisian pada tahun 1974 atau yang dikenal dengan nama Praja Gupta.


Perjalanan Hidup
1951
Pada 22 Juni, ia dilahirkan di Desa Petemon, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Indonesia

1961-1962
Perjuangan hidup yang penuh tantangan, sudah dilakoni Mangku Pastika sejak duduk di Kelas V, Sekolah Rakyat, (kini Sekolah Dasar). Mencari rumput di sawah, untuk dijual kepada pemilik dokar adalah bagian dari masa lalu.
Hanya mendapat nilai 8, 9, dan 10 di raport.
Untuk menambah uang jajan sekolah, ia juga harus bangun pagi dan berangkat mencari bunga. Lagi-lagi untuk dijual di Seririt, terutama di Banjar Uma. Mangku Pastika menaruh bunga dalam sebuah ingke, dipajang di atas leneng (tempat duduk yang dibuat di atas sungai kecil). Langganan saya banyak dari Dusun Jeroan. Mereka memberi uang setalen atau dua talen, ceritanya tentang pengalaman pada tahun 1961-1962.

1962-1963
Sepulang sekolah, ia pergi menyabit rumput, mencuci di sungai sebelum dijual. Begitu terus berlanjut, napasnya mengalir seirama arus sungai di pedesaan. Profesi penjual rumput, ternyata tak sepenuhnya menutup lembaran hidup Mangku Pastika kecil. Jika sore tiba, ia berangkat lagi ke sawah mencari daun kesimbukan dan cacing. ”Saya cacah dan campur jadi satu, lalu ditaruh dalam bubu untuk kemudian dipasang di pematang sawah,” urainya.
Ia menyebutkan, di belakang tempat tinggal keluarganya ada sawah. Memasang bubu (jaring dari bambu) pukul 20.00, sebelum tidur lelap sambil berharap dapat rezeki untuk meringankan beban dapur orangtua. Pukul 04.00 dini hari, Mangku Pastika bangun, membuang rasa kantuk seraya lari ke pematang sawah. Hasilnya? ”Saya dapat lindung (belut), walaupun cuma satu. Terkadang juga dapat ular.”

1963-19xx
Gunung Agung meletus, ia beserta keluarga bertransmigrasi ke Provinsi Bengkulu.
Tinggal di hutan, tidak ada tempat untuk menuntut ilmu.
Pindah ke kota, menjadi pembantu rumah tangga di rumah seorang warga Tionghoa.
Menjadi asisten pedagang es, rujak, dan gado-gado.
Bersekolah di SMP.
Lulus dari SMP di Palembang.
Bersekolah di SMA, sambil mengajar anak SD di sore hari.
Lulus dari SMA Negeri 2 Palembang.

1974
Lulus Akademi Kepolisian AKABRI

1975
Latihan Brimob/Pelopor di Bogor.
Ditugaskan sebagai Komandan Peleton 1 Kompi I, Batalyon B, Brimob Polda Metro Jaya.
Ditugaskan di Timor Timur (hingga tahun 1976)

1977
Menikah dengan Ni Made Ayu Putri

1977-1981
Menjadi ajudan Menteri Pertahanan dan Keamanan / Panglima ABRI, Jenderal TNI Maraden Panggabean.

1984
Menyelesaikan pendidikan di PTIK
Kepala Sub Dinas Pencurian Berat, Direktorat Reserse Polda Metro Jaya.

1985
Kepala Unit Kejahatan Harta Benda, Direktorat Reserse Kepolisian Daerah Metro Jaya.

1987
Kapolsek Tambora Jakarta Barat

1988-1989
Anggota Kontingen Garuda IX bergabung dengan pasukan PBB di Namibia.

1990-1991
Melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

1991
Kepala Satuan Penyidik Kejahatan Perbankan, Sub Direktorat Reserse Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
Kepala Bagian Reserse Ekonomi, Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara (hingga tahun 1992)

1992
Kepala Satuan Penyidik Perbankan di Mabes Polri, mendapatkan pelatihan di Inggris dalam bidang penanganan krisis.

1993
Mendapatkan pelatihan di Australia dalam bidang penanganan kejahatan berat.

1994-1995
Kepala Kepolisian Resort Jakarta Barat

1996-1997
Wakil Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolda Metro Jaya
menempuh pendidikan di Sekolah Staf Komando ABRI (hingga tahun 1997), satu-satunya Perwira Polri yang menempuh pendidikan di SESKO ABRI, karena Perwira Polri menempuh dijalur pendidikan Polri (SESPIM dan SESPATI).

1997-1999
Kepala Departemen Kerjasama Internasional di NCB/Interpol
Belajar di Sekolah Staf Komando ABRI (lulus 1997) dan mendalami Ilmu Investigasi Kriminal Internasional Tokyo, Jepang.
Direktur Reserse Ekonomi Mabes Polri
Kepala Departemen Informasi Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
Korserse Polri (sampai tahun 1999)

1999
Direktur Tindak Pidana Tertentu Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
Tugas BKO Polda Timor Timur

2000
Sekretariat Interpol Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
Sekretaris NCB-Interpol Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
Direktur Reserse Pidana Tertentu Sekretaris NCB/Interpol
Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur

2000-2003
Kepala Kepolisian Daerah Irian Jaya
Ketua Tim Investigasi Bom Bali.

2003-2005
Ketua Tim Gabungan Investigasi Bom Bali
Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri
Kepala Kepolisian Daerah Bali

2005-2008
Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional prestasinya antara lain : Pengungkapan pabrik Ekstasi Terbesar 3 didunia yang berada di Cikande, Tangerang-Banten.
Ia non-aktif dalam jabatannya di Badan Narkotika Nasional sejak 1 April 2008 untuk berkonsentrasi dalam kampanye pencalonan dirinya sebagai Gubernur Bali. Dengan didukung PDI-Perjuangan, Pastika mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Bali berpasangan dengan A.A.G.N Puspayoga dan berhasil memenangi pemilu dengan meraih 55,04 persen suara.

2008-2013
Gubernur Bali (Periode pertama).
Pada periode ini Made Mangku Pastika menggugat Bali Post karena dinilai telah memberikan sebuah berita bohong terkait konflik desa adat (pakraman) yang terjadi di Kabupaten Klungkung. Berdasarkan vonis hakim Pengadilan Negeri Denpasar, Bali Post dinyatakan bersalah dan dihukum untuk meminta maaf kepada Mangku Pastika selaku Gubernur Bali secara terbuka di media massa lokal dan nasional selama tujuh hari berturut-turut.

2013-2018
Gubernur Bali (Periode kedua)
Dalam Pilgub Bali 2013, I Made Mangku Pastika berpasangan dengan I Ketut Sudikerta, Ketua DPD Golkar Bali, yang diusung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat dan parti pendukung lainnya berhasil mengalahkan A.A.G.N Puspayoga yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan dukungan media Bali Post. Kekalahan pada Pilgub Bali 2013 ini membuat Bali Post menggunakan isu reklamasi untuk menyerang Gubernur Bali.
( id.wikipedia)